Jakarta – Sidang paripurna Century yang menghasilkan opsi C semalam makin menunjukkan koalisi yang dipimpin oleh Partai Demokrat tidak solid. Terus dikibuli, beranikah SBY memecat partai koalisi?
“SBY dan Demokrat pasti akan evaluasi, tapi apakah memecat atau mengurangi jatah, atau kontrak baru dibuat, tergantung evaluasi,” kata pengamat politik dari Universitas Gadjah Mada Ari Sudjito kepada detikcom, Kamis (4/3/2010).
Namun demikian, hasil voting semalam, menurut Ari, cukup memukul Partai Demokrat. “Ini konsekuensi logis dari koalisi pragmatis,” kata Ari.
Menurut dosen Fisipol UGM ini, masing-masing partai saat ini sedang memanfaatkan momentum. Karena untuk investasi politik demi meraih simpati massa pada Pemilu 2014 mendatang.
“Mumpung ada momentum. Tapi menurut saya tidak ada garansi 2014 suara pemilih akan kembali ke PKS, Golkar atau pun yang lainnya,” imbuhnya.
Berbeda haluan dalam koalisi, lanjut Ari, sebenarnya adalah hal biasa. Malahan akan lebih baik lagi jika partai koalisi yang membelot tersebut mengundurkan diri dari koalisi, tanpa menunggu pemecatan.
“Tapi saya nggak yakin partai koalisi berani, karena setelah ini belum tentu ada mainan baru yang bisa investasi politik.”
Jika benar-benar partai koalisi yang nakal dipecat, belum tentu beberapa partai seperti Golkar dan PKS bersatu. “Golkar sangat terbuka. Sementara PKS ideologis. PKS akan kesulitan kalau mau membuat blok baru,” ujarnya. (anw/iy)
0.000000
0.000000